Halaman
Ã
ª
Æ
∞
ø
º
́
◊¥≥ ́
–ª≤πª ̈ø∏ ́ø≤
Õ±≠∑ø¥
Ó
Õ”– ºø≤ ”Ã≠Ú ’ª¥ø≠ ◊◊◊
” ́∏ø≥øº “ ́Æ Œ±μ∏≥ø≤
...∑ºø©ø ̈∑
fl≤≤ø≤ ́Æ «ø≤ø
ÕÆ∑ ‘ª≠ ̈øÆ∑
” ́∏ø≥øº “ ́Æ Œ±μ∏≥ø≤ ºμμÚ
◊‘”À –¤“Ÿ¤ÃflÿÀfl“ Õ—Õ◊fl‘ 䌖fl‹À
Õ”– ºø≤ ”Ã≠Ú ’¤‘flÕ ◊◊◊
ii
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Penyusun
: Muhamd Nur Rokhman
Widawati
Annanur Yana
Sri Lestari
Editor
: Yusman Hestiyanto
Tata Letak
: Abbas Assafah
Ilustrator
: Sukmana
Pewajah Sampul : Sukmana
Ukuran Buku
: 17,6 x 25 cm
IPS Terpadu untuk SMP dan MTs Kelas VIII
kan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidik
g
dilindungi Undang
-
Undang
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
dari Penerbit PT. Pelita Ilmu
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Diperbanyak oleh.......................
300. 7
ILM
Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu 2: Untuk SMP dan MTs Kelas VIII
/penulis, Muhamad Nur Rokhman...[et al] ; editor, Yusman Hestiyanto ;
Ilustrator, Sukmana. -- Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
vii,
ÔÁÓ
hlm. : ilus. ; 25 cm.
Bibliogra
: hlm.
ÔËÁ
Indeks
ISBN 978-979-068-
ÍËÁÛÓ
(No.Jil.Lengkap)
978-979-068-
ÍÁÔÛÎ
1. Ilmu-ilmu Sosial-Studi dan Pengajaran
I. Yusman Hestiyanto II. Sukmana
iii
Kata Sambutan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan
Nasional, pada tahun 200
Á
, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran
ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat
melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran
yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
81 Tahun 2008 tanggal 11 Desember 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta
karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan
secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down
load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh
masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih
mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun
sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan
sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.
Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah
buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu
ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami
harapkan.
Jakarta, Juni 2009
Kepala Pusat Perbukuan
iv
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Kata Pengantar
Ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu yang mempelajari
kehidupan sosial manusia beserta permasalahannya, baik geogra
,
ekonomi, sosiologi maupun sejarah. Ilmu pengetahuan sosial sangat
penting untuk menumbuhkan sikap kritis siswa dalam mengamati
fenomena-fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar secara
terpadu. Oleh karena itu, buku ini kami beri judul
Memahami IPS Terpadu
.
Buku ini terdiri atas 3 jilid untuk kelas VII sampai dengan kelas IX.
Buku ini telah kami sesuaikan dengan Standar Isi yang berlaku
pada saat ini. Adapun materi dalam buku ini memuat geogra
, ekonomi,
sosiologi dan sejarah yang terdiri atas tujuh bab, yaitu Lingkungan
Indonesia;
Kebangkitan Nasional; Penyimpangan Sosial; Manusia
sebagai Pelaku Ekonomi; Peristiwa-Peristiwa Penting Menjelang
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; Pranata Sosial; serta Sistem
Perekonomian Indonesia.
Materi buku ini kami sajikan dengan bahasa yang mudah
dipahami. Pada awal bab kami sajikan pengantar dan ilustrasi atau
foto yang sesuai. Selain itu, kami lengkapi pula dengan praktik dan
pemahaman konsep, berupa kegiatan dan tugas. Kegiatan dan tugas
dirancang untuk membantu siswa memahami fakta, peristiwa, dan
menanamkan kesadaran lingkungan. Pada tiap akhir bab kami sajikan
Rangkuman berupa intisari materi dan Uji Kemampuan sebagai tolok
ukur penguasaan materi.
Segala saran dan kritik akan kami terima untuk meningkatkan
kualitas penyajian materi dalam buku ini.
Bandung, Desember 2008
Penerbit
v
Kata Sambutan
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
v
Bab 1. Lingkungan Indonesia
A. Lingkungan Fisik Indonesia
3
B. Keadaan Penduduk Indonesia
17
C. Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan
26
D. Masalah Kependudukan dan Dampaknya terhadap Pembangunan
31
Rangkuman
33
Uji Kemampuan
34
Bab 2. Kebangkitan Nasional
A. Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia serta
Berbagai Pengaruh yang Ditimbulkannya
41
B. Terbentuknya Kesadaran Nasional, Identitas Indonesia, dan Perkem-
bagan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
52
C. Perhimpunan Indonesia sebagai Bukti Nyata untuk Mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia
64
D. Gagasan Persatuan dan Kesatuan untuk Membentuk Kesadaran
Nasional dan Identitas Bangsa
67
Rangkuman
70
Uji Kemampuan
71
Bab 3. Penyimpangan Sosial
A. Perilaku Penyimpangan
77
B. Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang
81
C. Pengendalian Sosial sebagai Upaya untuk Mencegah Terjadinya
Penyimpangan
83
Rangkuman
37
Uji Kemampuan
88
Daftar Isi
vi
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Bab 4. Manusia sebagai Pelaku Ekonomi
A. Hubungan antara Kelangkaan Sumber Daya dengan Kebutuhan
Manusia yang Tidak Terbatas
93
B. Pelaku Ekonomi: Rumah Tangga, Masyarakat, Perusahaan, Kope-
rasi, dan Negara
99
C. Bentuk Pasar dalam Kegiatan Ekonomi Masyarakat
103
Rangkuman
106
Uji Kemampuan
107
Latihan Ulagan Umum Semester 1
109
Bab 5 Peristiwa-Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Ke-
merdekaan Indonesia
A. Upaya-Upaya Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia
115
B. Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi
118
C. Kehidupan Bangsa Indonesia pada Awal Kemerdekaan
124
Rangkuman
129
Uji Kemampuan
130
Bab 6 Pranata Sosial
A. Keragaman Hubungan Sosial
135
B. Pranata Sosial
137
C. Jenis-Jenis Pranata Sosial
142
Rangkuman
153
Uji Kemampuan
154
Bab 7 Sistem Perekonomian Indonesia
A. Angkatan Kerja
159
B. Tenaga Kerja
160
C. Masalah Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja di Indonesia
162
D. Peranan Pemerintah dalam Permasalahan Tenaga Kerja
165
E. Pelaku-Pelaku dalam Sistem Perekonomian Indonesia
166
F. Pajak
170
vii
G. Permintaan Barang dan Jasa
176
H. Penawaran Barang dan Jasa
178
I.
Harga Keseimbangan
179
Rangkuman
180
Uji Kemampuan
181
Latihan Ulangan Umum Semester 2
183
Glosarium
187
Daftar Pustaka
189
Indeks
191
Lingkungan Indonesia
1
Bab
Standar Kompetensi
Memahami permasalahan sosial berkaitan
dengan pertumbuhan penduduk.
Kompetensi Dasar
Þ
sik dan
penduduk.
Þ
kasi permasalahan ke-
pendudukan dan upaya penanggulangan-
nya.
nya dalam pembangunan berwawasan
lingkungan.
pendudukan dan dampaknya terhadap
pembangunan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan
mampu:
1.
menjelaskan posisi wilayah Indonesia dan
pengaruhnya terhadap keadaan lingkungan,
2.
menjelaskan keadaan flora da n fauna di
In do nesia ser ta fa k tor -f ak tor y ang me-
mengaruhinya,
3.
menjelaskan karakteristik dan persebaran
tanah di Indonesia,
4.
menj el askan pola u mum c urah hujan di
Indonesia,
5.
menganalisis keadaan penduduk Indonesia
melalui faktor-faktor yang memengaruhi-
nya.
6.
m en je l a sk a n p e mb a ng u na n y a ng b er -
wawasaan lingkungan.
2
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Peta Konsep
Keadaan penduduk
Indonesia
Lingkungan
Þ
sik
Indonesia
Cagar alam
Masalah
kependudukan dan
dampaknya terhadap
pembangunan
Suaka
margasatwa
Posisi Indonesia
dan pengaruhnya
terhadap keadaan
Keadaan
ß
ora dan
fauna Indonesia
Sebaran tanah di
Indonesia
Lingkungan
Indonesia
Pembangunan
yang berwawasan
lingkungan
Kelahiran
Angka kematian
Migrasi penduduk
Taman hutan raya
Taman nasional
Informasi
kependudukan
Kualitas
penduduk
Pola umum curah
hujan di Indonesia
3
Lingkungan Indonesia
1
Posisi Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Keadaan
Lingkungan
A Lingkungan Fisik Indonesia
Indonesia merupakan suatu wilayah yang memiliki ke-
ragaman sumber daya yang sangat banyak, baik dari segi
Þ
sik
maupun manusianya. Secara
Þ
sik lingkungan Indonesia sangat
menguntungkan, karena dengan banyaknya perairan laut dapat
memberikan aset yang cukup besar. Begitu juga lahan subur
yang ditunjang dengan iklim dapat pula dimanfaatkan untuk ke-
pentingan pertanian. Sementara dari segi sumber daya manusia-
nya, Indonesia juga sangat menguntungkan. Dari kondisi budaya
yang beragam tidak menutup kemungkinan menjadikannya
sebagai kekayaan sumber budaya yang kompleks.
Di lain pihak, kondisi
Þ
sik Indonesia yang sangat strategis
ternyata belum bisa dimanfatkan secara maksimal. Hal ini terjadi
karena adanya ketimpangan pemanfaatan sumber daya alam
oleh manusia dengan keadaan lingkungannya. Apalagi dengan
banyaknya kegiatan eksploitasi
yang berlebihan menjadikan
lingkungan Indonesia tidak stabil. Tentunya hal ini disebabkan
oleh kebutuhan yang semakin meningkat akibat pertambahan
jumlah penduduk.
Jika kita membicarakan masalah posisi atau letak suatu
tempat, kita tidak bisa membahasnya dari satu aspek saja. Sebab
selain berbicara mengenai posisi, kita juga akan membicarakan
karakter dari suatu lokasi tersebut. Misalnya, ketika kita mem-
bahas lokasi Indonesia, paling tidak kita membahas lokasi
astronomis, lokasi geogra
Þ
s, dan lokasi geologis.
a.
Letak Astronomis
Letak astronomis artinya peninjauan terhadap posisi suatu
tempat dengan cara memperhitungkan kedudukannya dari
lintang dan bujur yang ada pada bola bumi. Dengan kata lain,
letak astronomis berarti posisi suatu tempat berdasarkan garis
bujur dan garis lintang.
Secara astronomis, Indonesia terletak pada 6
o
LU11
o
LS
dan
95
o
BT141
o
BT. Batas paling utara melintasi Pulau Weh
(Nanggroe Aceh Darussalam). Batas paling selatan melintasi
Pulau Roti (Nusa Tenggara Timur). Batas paling barat melintasi
Pulau Breueh (Nanggroe Aceh Darussalam), dan batas paling
4
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
timur melintasi pertengahan Pulau Papua, yaitu Merauke.
Adapun pengaruh lokasi astronomis ini terhadap lingkungan
wilayah Indonesia atau umumnya semua wilayah di dunia,
yaitu menyebabkan terdapatnya
perbedaan waktu
. Ketika bumi
melakukan rotasi, menempuh waktu kurang lebih 24 jam untuk
satu lingkaran penuh (360
o
), jika dibagi 24 akan didapat angka
15. Artinya setiap 15
o
menempuh waktu 1 jam atau 60 menit.
Jika kita melihat selisih garis bujur di wilayah Indonesia yang
membentang dari barat sampai ke timur adalah 14195 = 46.
Karena itu setiap wilayah yang terlintasi oleh beberapa garis
tersebut memiliki selisih waktu yang berbeda.
Berdasarkan selisih garis bujurnya, wilayah Indonesia me-
miliki 3 wilayah waktu sebagai berikut.
1)
Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), berada pada wilayah
mulai dari 95
o
BT sampai dengan 115
o
BT, meliputi wilayah
Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah. Kawasan ini memiliki selisih perbedaan waktu 7
jam dihitung dari GMT (
Greenwich Mean Time
).
2)
Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), berada pada
wilayah mulai dari 115
o
BT sampai dengan 130
o
BT, meliputi
wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa
Tenggara dan Pulau Sulawesi. Kawasan ini memiliki selisih
perbedaan waktu 8 jam dihitung dari GMT.
3)
Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT), berada pada wilayah
mulai dari 130
o
BT sampai dengan 141
o
BT, Kepulauan Maluku
Gambar 1.1
Peta Indonesia berdasarkan pembagian waktu
(Sumber: Atlas Indonesia dan Dunia )
5
Lingkungan Indonesia
Gambar 1.2
Peta Dunia yang menujukkan Indonesia
dan Papua, kawasan ini memiliki selisih perbedaan waktu 9
jam dihitung dari GMT.
b.
Letak Geogra
Þ
s
Secara geogra
Þ
s Indonesia terletak di antara dua benua dan
dua samudra. Kedua benua tersebut adalah Asia dan Australia
serta Samudra Hindia dan Pasi
Þ
k. Secara geogra
Þ
s, Indonesia me-
miliki letak yang strategis berada pada posisi silang. Sementara,
secara khusus batas-batas geogra
Þ
s wilayah Indonesia adalah
sebagai berikut.
1)
Bagian utara, Indonesia berbatasan dengan Selat Malaka,
Singapura, Laut Cina Selatan, Malaysia, Perairan Filipina,
dan perairan Pasi
Þ
k.
2)
Bagian selatan, Indonesia berbatasan dengan Samudra
Hindia.
3)
Bagian barat, Indonesia berbatasan dengan Samudra Hindia.
4)
Bagian timur, berbatasan dengan Papua Nugini.
Pengaruh lokasi geogra
Þ
s terhadap lingkungan Indonesia
antaralainterhadap pola gerakanangin. Setiap enam bulanterdapat
pergantian arah angin yang menuju ke kepulauan Indonesia, hal
ini menyebabkan terdapatnya perubahan musim di Indonesia.
(Sumber: Encarta)
6
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Keberadaan
ß
ora dan fauna di suatu tempat tentunya di-
pengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di tempat tersebut. Faktor-
faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a.
Faktor Klimatik
Iklim terdiri atas suhu udara, tekanan udara, kelembapan
udara, angin, dan intensitas sinar matahari. Perbedaan temperatur
pada suatu wilayah dipengaruhi oleh letak lintang (
latitude
)
selatan dan utara dan ketinggian suatu tempat. Perbedaan tersebut
menyebabkan variasi tumbuhan pula. Teori ini dibuktikan
oleh seorang ilmuwan biologi lingkungan, sekitar tahun 1889
yang bernama
C. Hert Meeriem
. Ia meneliti model penyebaran
tumbuhan berdasarkan pada variasi ketinggian Gunung San
Fransisco dari kaki gunung hingga ke puncak gunung. Model
tersebut ternyata sejalan dengan pola penyebaran tumbuhan
dari garis tropik ekuator hingga ke arah utara atau pun selatan.
Jadi, distribusi jenis
ß
ora dari daerah yang paling panas ke
daerah yang paling dingin ternyata menyerupai distribusi
ß
ora
dari pantai hingga ke puncak gunung. Artinya, urutan bioma
(ekosistem dunia) dari ekuator (khatulistiwa) ke kutub sama
2
Keadaan Flora dan Fauna Indonesia
c. Letak Geologis
Secara geologis, Indonesia berada pada pertemuan tiga
lempeng litosfer, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-
Australia, dan lempeng Pasi
Þ
k. Karena posisi geologis Indonesia
yang demikian, maka Indonesia memiliki karakteristik sebagai
berikut.
1)
Dilalui oleh jalur rangkaian pegunungan dunia, yaitu Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasi
Þ
k.
2)
Banyak pegunungan yang cukup tinggi yang dapat me-
mengaruhi iklim di sekitarnya karena adanya perbedaan
ketinggian tempat.
3)
Banyak terdapat pegunungan yang aktif, sehingga keadaan
tanah di sekitarnya sangat subur untuk dijadikan sebagai
media tanam. Selain itu, dijadikan sebagai objek wisata yang
menarik.
4)
Indonesia kaya akan bahan tambang, seperti emas, perak,
besi, dan tembaga.
5)
Tidak jarang Indonesia mengalami peristiwa gunung
meletus dan gempa bumi yang menuntut kewaspadaan bagi
penduduknya setiap saat.
7
Lingkungan Indonesia
dengan urutan ekosistem dari pantai sampai ke puncak gunung.
Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan suatu daerah
dipengaruhi oleh temperatur, kemudian dapat dibuktikan
bahwa faktor kelembapan ternyata lebih berperan dari pada
faktor temperatur. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan tanaman besar. Semakin kita bergerak
ke daerah dengan curah hujan yang rendah, tumbuhan akan
didominasi oleh tumbuhan kecil (belukar, rumput) dan akhirnya
kaktus atau tanaman padang pasir lainnya.
b.
Faktor Eda
Þ
k
Jenis tanah erat kaitannya dengan kesuburan tanah di tempat
yang bersangkutan. Jenis tanah di berbagai tempat berbeda-beda,
bergantung pada faktor bahan asal tanah, iklim, serta vegetasi.
Hal ini menyebabkan tingkat kesuburan di berbagai tempat juga
berbeda, sehingga terhadi penyebaran
ß
ora dan fauna di seluruh
dunia.
c.
Faktor Fisiogra
Þ
k
Daratan yang ada di seluruh permukaan bumi mempunyai
ketinggian yang berbeda-beda. Daratan bisa berupa daratan
rendah, pantai, dataran tinggi, serta pegunungan. Makin tinggi
relief daratan suatu tempat, maka suhu udaranya makin dingin.
Pada daerah-daerah berelief tinggi yang bersuhu dingin, jenis
ß
ora
dan fauna yang ada sangat terbatas.
d.
Faktor Biologis
Dalam
biosfer selalu
terjadi
hubungan
yang
saling
memengaruhi antara sesama makhluk hidup yang disebut
interaksi. Terutama manusia dengan budayanya, merupakan
faktor biologis yang paling berpengaruh dalam biosfer. Manusia
dengan budayanya mampu memengaruhi lingkungan biosfer di
sekitarnya. Misalnya, manusia yang selalu berupaya memperbaiki
jenis serta penyebaran
ß
ora dan fauna. Namun, tidak semua bentuk
interaksi antarfaktor biologis dalam biosfer bersifat memperbaiki
(konstruktif), sebab ada pula yang bersifat merusak (destruktif)
atau gabungan dari keduanya.
Dari berbagai pengaruh faktor-faktor di atas menjadikan
wilayah Indonesia merupakan salah satu wilayah dari tiga negara
yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara
lainnya, yaitu Brazil dan Zaire. Akan tetapi dibandingkan Brazil
dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya,
yaitu di samping memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi,
8
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Indonesia mempunyai areal tipe Indo-Malaya yang luas, juga
tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia
terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan
tumbuhan endemik (penyebaran terbatas).
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah
subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya
keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai
macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti ekosistem pantai,
ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem
hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut,
dan ekosistem sabana. Masing-masing ekosistem ini memiliki
keanekaragaman hayati tersendiri.
Tumbuhan (
ß
ora) di Indonesia merupakan bagian dari
geogra
Þ
tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi
tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia,
Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia,
dan Filipina sering disebut sebagai kelompok
ß
ora Malesiana.
Hutan di daerah
ß
ora Malesiana memiliki kurang lebih
248.000 spesies tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari
familia
Dipterocarpaceae
, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan
biji bersayap.
Dipterocarpaceae
merupakan tumbuhan tertinggi
dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili
Dipterocarpaceae
misalnya keruing (
Dipterocarpus sp
), meranti
(
Shorea sp
), kayu garu (
Gonystylus bancanus
), dan kayu kapur
(
Drybalanops aromatica
).
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis
atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan
banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti
rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (
Durio zibetinus
),
Mangga (
Mangifera indica
), dan Sukun
(
Artocarpus s
p) di Indonesia tersebar di
Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Sebagai negara yang memiliki
ß
ora
Malesiana, apakah di Malaysia dan Filipina
juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang
dimiliki oleh Indonesia? Ya, di Malaysia
dan
Filipina
juga
terdapat
tumbuhan
durian, mangga, dan sukun. Di Sumatra,
Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan
endemik
Raf
ß
esia
. Tumbuhan ini tumbuh di
akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis
anggur liar, yaitu
Tetrastigma
.
Gambar 1.3
Buah sukun (breadfruit)
(Sumber:
Encarta
)
9
Lingkungan Indonesia
Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah
jenis tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe hutannya
agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua)
terdapat hutan non
Dipterocarpaceae
. Hutan ini memiliki pohon-
pohon sedang, di antaranya beringin (
Ficus sp
), dan matoa (
Pometia
pinnata
). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia!
Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe oriental (Kawasan
Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta
peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (oriental)
yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1)
Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya
gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung
jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
2)
Terdapat berbagai macam kera, misalnya bekantan, tarsius,
orang utan.
3)
Terdapat hewan endemik, seperti badak bercula satu,
binturong (
Aretictis binturang
), monyet (
Presbytis thomasi
),
tarsius (
Tarsius bancanus
), kukang (
Nyeticebus coucang
).
4)
Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik,
tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik,
misalnya jalak bali (
Leucopsar nothschili
), elang jawa, murai
mengkilat (
Myophoneus melurunus
), elang putih (
Mycrohyerax
latifrons
).
Sekarang, mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang
terdapat di Kawasan Indonesia Timur! Jenis-jenis hewan di
Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa
Tenggara, relatif sama dengan Australia. Hewan-hewan di bagian
Timur Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1)
Mamalia berukuran kecil
2)
Banyak hewan berkantung
3)
Tidak terdapat species kera
4)
Jenis-jenis burung memiliki warna
yang beragam
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan
mamalia berkantung, misalnya kanguru
(
Dendrolagus ursinus
), kuskus (
Spiloeus
maculatus
). Papua juga memiliki kolek
si burung terbanyak, dan yang paling
terkenal adalah burung Cenderawasih
(
Paradiseae sp
). Di Nusa Tenggara, ter-
Gambar 1.4
Kanguru hewan mamalia yang
memiliki kantung tempat menyimpan bayinya
(Sumber:
Encarta
)
10
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
utama di pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo
(
Varanus komodoensis
).
Sementara itu, daerah peralihan yang meliputi daerah di
sekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai
kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (
Tarsius
bancanus
), maleo (
Macrocephalon maleo
), anoa, dan babi rusa
(
Babyrousa babyrussa
).
a)
Hewan dan Tumbuhan Langka di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan langka.
Hewan langka misalnya babirusa (
Babyrousa babyrussa
), harimau
sumatra (
Panthera tigris sumatrae
), harimau jawa (
Panthera tigris
sondaicus
), macan kumbang (
Panthera pardus
), orangutan (
Pongo
pygmaeus abelii
di Sumatra dan
Pongo pygmaeus pygmaeus
di
Kalimantan), badak sumatra (
Decerorhinus sumatrensis
), tapir
(
Tapirus
indicus
),
gajah
asia
(
Elephas
maximus
),
bekantan
(
Nasalis
larvatus
),
komodo
(
Varanus komodoensis
), banteng
(
Bossondaicus
),
cendrawasih
(
Paradisaea
minor
),
kanguru
pohon
(
Dendrolagus
ursinus
),
maleo
(
Macrocephalon
maleo
),
kakatua
raja
(
Probosciger
aterrimus
), rangkong (
Buceros
rhinoceros
), kasuari (
Casuarius
casuarius
), buaya muara (
Cro-
codylus porosus
), buaya irian
(
Crocodylus novaeguinae
), penyu
tempayan (
Caretta caretta
), penyu hijau (
Chelonia mydas
), ular
sanca bodo (
Phyton molurus
), sanca hijau (
Chondrophyton viridis
),
bunglon sisir (
Gonyochepalus dilophus
).
Tumbuh-tumbuhan langka misalnya bedali (
Radermachera
gigantea
), putat (
Planchonia valida
), kepuh (
Sterula foetida
), bungur
(
Lagerstroemia speciosa
), nangka celeng (
Artocarpus heterophyllus
),
kluwak (
Pangium edule
), bendo (
Artocarpus elasticus
), mundu
(
Garcinia dulcis
), sawo kecik (
Manilkara kauki
), winong (
Tetrameles
nudi
ß
ora
), bayur (
Pterospermum javanicum
), gandaria (
Bouea
macrophylla
), matoa (
Pometia pinnata
), sukun berbiji (
Artocarpus
communis
).
b)
Hewan dan Tumbuhan Endemik di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan
endemik, yaitu hewan dan tumbuhan itu hanya ada di Indonesia,
tidak terdapat di negara lain.
Gambar 1.5
Tapir
(Sumber:
Encarta)
11
Lingkungan Indonesia
Semua lapisan tanah atau batuan yang paling atas disebut
dengan
pedosfer
.
Tanah
merupakan istilah yang sering dikenal
oleh manusia, serta banyak dimanfaatkan untuk kelangsungan
hidupnya. Menurut
Suryatna Ra
Þ
i
,
tanah
diartikan sebagai
benda yang berwujud padat, cair, dan gas yang tersusun dari
bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam suatu lahan.
Adapun ilmu yang mempelajari tanah disebut
pedologi
.
a.
Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan. Adapun faktor
yang memengaruhi pembentukan tanah ialah iklim, organisme,
bahan induk, topogra
Þ
, dan waktu.
T = f (i, o, b, t, w)
Iklim merupakan faktor terpenting dalam pembentukan
tanah. Misalnya, pengaruh suhu dan banyaknya curah hujan akan
berpengaruh terhadap proses pelapukan batuan dan akhirnya
terbentuklah tanah. Adanya bahan organik dan unsur hara
3 Persebaran Jenis Tanah di Indonesia
Hewan endemik misalnya harimau jawa (
Panthera tigris
sondaicus
), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (
Leucopsar
rothschildi
) di Bali, badak bercula satu (
Rhinoceros sondaicus
) di
Ujung Kulon, binturong (
Artictis binturong
), monyet (
Presbytis
thomasi
), tarsius (
Tarsius bancanus
) di Sulawesi Utara, kukang
(
Nycticebus coucang
), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (
Varanus
komodoensis
) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan yang endemik terutama dari genus
Raf
ß
esia
misalnya
Raf
ß
esia arnoldi
(endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan
Aceh),
R. borneensis
(Kalimantan),
R. cilliata
(Kalimantan Timur),
R.
hors
Þ
lldii
(Jawa),
R.patma
(Nusa Kambangan dan Pangandaran),
R.
rochussenii
(Jawa Barat), dan
R. contleyi
(Sumatra bagian timur).
Gambar 1.6
Komodo
(Sumber:
Encarta)
Gambar 1.7
Raf
ß
esia Arnoldii
(Sumber:
Encarta)
12
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
juga akan memengaruhi proses pembentukkan tanah. Batuan
akan lebih cepat lapuk jika terdapat banyak mikroorganisme
di dalamnya. Begitu juga dengan banyaknya vegetasi akan
mempermudah batuan menjadi hancur dan membentuk agregat
tanah (bahan-bahan mineral tidak bergerak, misalnya pasir,
debu, dan kerikil) dan bunga tanah.
Tanah yang ada di permukaan bumi menunjukkan sifat dari
batuan induknya. Misalnya, batuan induk yang tingkat kekerasan
sangat tinggi, maka biasanya tanah masih bercampur dengan
bongkahan batuan yang belum lapuk, atau sebelumnya masih
berstruktur pasir. Pada daerah yang topogra
Þ
nya relatif datar,
sedimentasi sering terjadi. Hasilnya, lapisan batuan yang paling
atas akan ditempati material halus yang semakin menebal sesuai
dengan waktu proses terjadinya pelapukan. Berdasarkan waktu
pembentukannya semua bahan induk akan berubah menjadi
tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
1)
Tanah muda bercirikan dengan adanya sifat utama pada
batuan induknya, seperti tanah
alluvial
,
regosol
, dan
latosol
.
2)
Tanah dewasa sudah mengalami proses lebih lanjut sehingga
terbentuk horizon B, seperti tanah
andosol
dan
grumosol
.
3)
Tanah tua yang merupakan batuan yang terus mengalami
proses pelapukan sehingga pada lapisan tanah terbentuk
horizon A1, A2, A3, dan B1, B2, B3, seperti tanah
podsolik
dan
laterit
.
b.
Sifat-Sifat Tanah
Tanah terdiri atas lapisan yang disebut dengan
horizon
. Sifat-
sifat tanah tidak akan terlepas dari horizon-horizonnya. Adapun
masing-masing horizon tanah ialah sebagai berikut.
1)
Horizon O, yaitu lapisan tanah yang
paling atas, tersusun dari bahan
organik dan lempung dengan tekstur
yang halus. Bagian ini umumnya
berwarna hitam atau kehitaman.
2)
Horizon A, yaitu lapisan tanah yang
terdiri atas berbagai jenis mineral,
letaknya berada di bawah horizon
O. Berdasarkan urutannya horizon A
terdiri atas:
a)
horizon A1, horizon mineral yang
terdapat pada lapisan yang paling
atas dan terlihat percampuran
mineral dengan bahan organik;
Gambar 1.8
Lapisan tanah
(Sumber:
Encarta)
Horizon O
Horizon A
Horizon B
Horizon C
Horizon D
13
Lingkungan Indonesia
b)
horizon A2, disebut juga horizon
eluviasi
karena bebe-
rapa mineral utama mengalami pencucian maksimal,
yang tertinggal hanya mineral resisten; dan
c)
horizon A3, merupakan peralihan ke horizon B atau
langsung ke horizon C.
3)
Horizon B, yaitu horizon yang paling banyak mengandung
mineral besi dan aluminium yang tersusun dari horizon A,
warnanya lebih gelap dengan tekstur yang lebih halus.
4)
Horizon C, horizon yang masih menampakkan sifat bahan
induk tetapi sudah banyak mengalami pelapukan.
5)
Horizon D, batuan induk yang masih utuh dengan tekstur
keras.
c.
Karakteristik Tanah di Indonesia
Karakteristik tanah yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut.
1)
Indonesia merupakan negara tropis dengan curah hujan
yang cukup tinggi per tahunnya, mencapai 100-200 mm per
bulan dengan temperatur tidak kurang dari 180°C.
2)
Indonesia merupakanpertemuan tiga rangkaianpegunungan
dunia, yaitu Sirkum Mediterania, Sirkum Pasi
Þ
k, dan jalur
pegunungan Australia. Akibatnya, di Indonesia terdapat
banyak sekali gunung berapi.
3)
Indonesia merupakan kepulauan yang terbentuk dari tiga
lempeng dunia, yaitu lempeng Asia, Indo-Australia, dan
Lempeng dasar Pasi
Þ
k. Sehingga relief di Indonesia beraneka
ragam, seperti terbentuknya gunung-gunung yang tinggi.
4)
Indonesia termasuk daerah
ß
ora Malesiana. Daerah ini
merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah,
dicirikan dengan kanopi yang rapat dan tumbuhan
memanjat seperti liana dan rotan. Hutan di daerah
ß
ora
Malesiana memiliki lebih kurang 248.000 spesies tumbuhan
tinggi, didominasi oleh pohon dari familia
Dipterocarpaceae
,
yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap.
Dipterocarpaceae
merupakan
tumbuhan
tertinggi
dan
membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili
Dipterocarpaceae
misalnya keruing (
Dipterocapus sp
), meranti
(
Shorea sp
), kayu garu (
Gonystylus bancanus
), dan kayu
kapur (
Drybalanops aromatica
). Dengan demikian, Indonesia
merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya
nabati di dunia.
14
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
3)
Banyaknya gunung api dapat membentuk tanah vulkanik
yang sangat subur. Tanah vulkanik ini biasanya digunakan
untuk budi daya hortikultura.
4)
Dengan adanya variasi relief, maka keadaan tanah
cenderung bervariasi pula. Banyak sekali tipe-tipe tanah
yang dapat dijumpai di Indonesia. Masing-masing tipe tanah
ini memiliki daya dukung yang berbeda terhadap tanaman.
Akibatnya, tanaman yang ada bervariasi.
5)
Keanekaragaman hayati merupakan sumber bahan organik
bagi tanah, sehingga tanah di Indonesia mengandung banyak
bahan organik yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Pada daearah rawa, bahan-bahan organik ini membentuk
tanah organosol. Tanah organosol ini jika dikelola dengan
baik dapat dijadikan lahan pertanian yang baik. Program-
program pemerintah pun sudah mulai dilakukan untuk
mengelola potensi lahan ini sejak zaman orde baru yang
dikenal dengan proyek lahan gambut sejuta hektar.
d.
Persebaran Tanah di Indonesia
Supraptoharjo
, menjelaskan persebaran jenis-jenis tanah di
Indonesia sebagai berikut.
Gambar 1.9
Erosi menyebabkan tanah menjadi tandus
(Sumber:
Encarta)
Pengaruh dari faktor-faktor tersebut membentuk suatu
karakteristik tanah Indonesia yang berbeda dengan negara
lainnya. Karakteristik tanah di Indonesia ialah sebagai berikut.
1)
Curah hujan yang tinggi menyebabkan proses pelapukan
yang cenderung terjadi adalah pelapukan kimia. Dampaknya
adalah tanah-tanah di Indonesia memiliki solum atau
kedalaman tanah yang cukup tebal. Kedalaman solum ini
sangat mendukung tanaman dan hewan renik yang hidup
di dalamnya.
2)
Curah
hujan
dapat
me-
nyebabkan
erosi.
Dengan
demikian proses erosi pun
cenderung terjadi. Walau pun
solum tanah yang terbentuk
cukup tebal, namun jika tidak
memerhatikan faktor pemicu
erosi, maka tanah akan rusak.
Kerusakan tanah ini akan
diikuti dengan berkurangnya
tanaman yang ada, lambat
laun lahan akan menjadi
tandus.
15
Lingkungan Indonesia
1)
Tanah organik
, disebut juga
tanah
organosol
yang secara
umum dikenal dengan sebutan
tanah gambut
. Jenis tanah ini
mengandung bahan organik yang banyak sehingga tidak
mengalami perkembangan. Perkembangan pro
Þ
l ke arah
pembentukan horizon yang berbeda, umumnya berwarna
coklat dan memiliki sifat asam. Berdasarkan proses pem-
bentukannya tanah gambut dibedakan sebagai berikut.
a)
Tanah gambut ombrogen
, terbentuk karena pengaruh
curah hujan yang airnya tergenang. Tersebar di se-
panjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan
Kalimantan, serta pantai selatan Papua.
b)
Gambut topogen
, terbentuk karena pengaruh topogra
Þ
tersebar di sekitar Rawa Lakbok, Pangandaran, Rawa
Pening, dan Tanah Deli.
c)
Gambut pegunungan
, terbentuk di daerah cekungan di
pegunungan.
2)
Tanah Tanpa Diferensiasi Horizon
a)
Tanah litosol
merupakan tanah muda sehingga batuan
induknya sangat dangkal (45 cm) banyak tersebar di
daerah pegunungan kapur Jawa Tengah, Madura, Nusa
Tenggara, dan Maluku Selatan.
b)
Tanah alluvial
merupakan tanah yang terdapat pada
lahan yang sering mengalami sedimentasi dan banjir,
umumnya memberi produksi padi yang baik. Banyak
terdapat di daerah lembah yang landai, seperti
Karawang, Indramayu,
Delta Brantas, Gersik, dan
Tegal.
c)
Tanah regosol
, yaitu tanah yang belum menunjukkan
diferensiasi horizon dan tampak hanya horizon A1,
banyak tersebar di daerah dataran tinggi Sumatra, Jawa,
dan Kalimantan.
3)
Tanah Merah
Tanah ini menutupi sebagian lahan di Indonesia yang ter-
bentuk dari batuan beku, sedimen, dan malihan.
4 Pola Um
um Curah Hujan di Indonesia
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi
oleh letak geogra
Þ
s. Secara rinci, pola umum hujan di Indonesia
dapat diuraikan sebagai berikut.
a.
Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan
selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur.
16
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
b.
Curah hujan di Indonesia
bagian barat lebih besar dari-
pada Indonesia bagian timur.
Sebagai
contoh,
deretan
pulau-pulau Jawa, Bali, NTB,
dan NTT yang dihubungkan
oleh selat-selat sempit, jumlah
curah hujan yang terbanyak
ialah Jawa Barat.
c.
Curah hujan juga bertambah
sesuai
dengan
ketinggian
tempat.
Curah
hujan
ter-
banyak
umumnya
berada
Gambar 1.10
Satu sisi curah hujan yang cukup tinggi
menguntungkan para petani, tetapi juga dapat menyebabkan
banjir di beberapa kota besar di Indonesia
(Sumber:
HU
Pikiran Rakyat, 28 November 2007)
pada ketinggian antara 600 - 900 m di atas permukaan laut.
d.
Di daerah pedalaman, di semua pulau, musim hujan jatuh pada
musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah
rawa yang besar.
e.
Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
f.
Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur,
seperti berikut.
1)
Pantai barat Pulau Sumatra sampai ke Bengkulu
mendapat hujan terbanyak pada November.
2)
Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat
hujan terbanyak pada Desember.
3)
Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada Januari
- Februari.
g.
Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara,
Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu pada Mei-
Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim
kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak
pada kira-kira 120°Bujur Timur.
Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya
tidak sama. Namun masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-
rata 2.000 - 3.000 mm per tahun. Begitu pula antara tempat yang
satu dan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama.
Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah
dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi.
a.
Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun
kurang dari 1.000 mm, meliputi 0,6% dari luas wilayah
Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di
Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).
17
Lingkungan Indonesia
b.
Daerah yang mendapat curah hujan antara 1.000 - 2.000 mm
per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah
sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
c.
Daerah yang mendapat curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm
per tahun, meliputi Sumatra Timur, Kalimantan Selatan,
dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah,
sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagian besar
Sulawesi.
d.
Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3.000
mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatra Barat,
Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan
beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.
B Keadaan Penduduk Indonesia
Penduduk adalah sekelompok manusia yang menempati
suatu wilayah dalam waktu tertentu. Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki permasalahan dalam bidang
kependudukan. Terutama jumlah penduduk yang komposisinya
tidak seimbang. Jumlah usia nonproduktif lebih banyak di-
bandingkan dengan usia produktif. Secara internasional, jumlah
penduduk Indonesia menduduki peringkat keempat setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Perhatikanlah tabel jumlah
penduduk beberapa negara di dunia berikut!
Tabel 1.1
Penduduk beberapa negara di dunia, 1990-2000
Nomor
Negara
1990
(000.000)
2000
(000.000)
1
Republik Rakyat Cina
1.155,3
1.264,5
2
India
834,7
1.002,1
3
Amerika Serikat
223,1
275,6
4
Indonesia
179,5
206,3
5
Brazil
144,7
170,1
6
Pakistan
112,4
150,6
7
Rusia
147,9
145,2
8
Bangladesh
109,8
128,1
9
Jepang
123,5
126,9
10
Nigeria
96,2
123,3
Sumber
:
www.bps.go.id
18
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Jumlah penduduk tersebut akan berubah dari waktu ke
waktu. Jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi.
1 Kelahiran
Angka kelahiran disebut juga fertilitas atau natalitas yang
artinya menunjukkan angka kelahiran yang sesungguhnya.
Selanjutnya, para ahli demogra
Þ
mengelompokkan menjadi
kelahiran hudup dan kelahiran mati.
Kelahiran hidup
adalah
sutu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam
kandungan dan bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Adapun angka
kelahiran mati
adalah kelahiran sseorang bayi
dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Faktor penunjang tingkat kelahiran adalah sebagai berikut.
a.
Kawin usia muda, di masyarakat pedesaan masih banyak
perkawinan dalam usia muda karena orang tuanya merasa
malu jika anaknya tidak cepat mendapatkan jodoh.
b.
Besarnya angka kematian bayi, karena banyaknya bayi yang
meninggal mendorong orang tua mempunyai anak banyak.
c.
Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, karena:
1)
Penerus keturunan.Anak merupakanpenerusketurunan
keluarga, dengan demikian orang tua merasa was-was
jika memiliki sedikit anak karena khawatir regenerasi
keluarganya akan terhenti.
2)
Sumber tenaga kerja. Setelah serang anak tumbuh
dewasa, maka ia akan menjadi sumber pencari nafkah
untuk membantu orang tua.
3)
Pembawa rezeki, anak diharapkan membalas segala
jasa orang tua dalam betuk materi. Oleh karena itu, jika
anak mendapatkan rezeki, maka orang tua tentu akan
menikmatinya pula.
4)
Tumpuan pada hari tua. Jika orang tua sudah lanjut
usia, maka anak akan menjadi tumpuan harapan orang
tua yang harus memenuhi segala kebutuhan orang tua.
Beberapa faktor penghambat tingkat kelahiran, yaitu adanya
kesadaran mengenai pentingnya hal-hal berikut.
a.
Keluarga Berencana (KB). Kesadaran masyarakat untuk
menjaga jarak kehamilan, demi peningkatan taraf hidup
dan kemajuan pendidikan. Hal ini menyebabkan semakin
banyaknya masyarakat yang mengikuti program Keluarga
Berencana.
19
Lingkungan Indonesia
b.
Undang-undang perkawinan yang menetapkan batas
minimal usia untuk menikah bagi wanita 17 tahun dan laki-
laki 20 tahun.
c.
Penundaan usia kawin, dengan alasan sekolah atau belum
bekerja, para remaja mampu menunda usia pernikahannya.
d.
Peraturan tentang tunjangan anak pegawai negeri yang
menetapkan tunjangan hanya diberikan sampai anak yang
ke-2.
2 Kem
atian
Faktor kedua yang memengaruhi pertumbuhan penduduk
adalah kematian atau
mortalitas
. Kematian yaitu hilangnya tanda-
tanda kehidupan manusia secara permanen. Tingkat kematian
yang tinggi di suatu negara merupakan pertanda negara tersebut
dalam kondisi kemiskinan dan minimnya saran kesehatan atau
dalam keadaan perang. Faktor penyebab kematian (mortalitas)
antara lain sebagai berikut.
a.
Belum memadainya sarana kesehatan
b.
Tingkat kesehatan masyarakat masih rendah
c.
Kurangnya gizi makanan sebagian besar penduduk
d.
Pencemaran lingkungan
Gambar 1.11
Seorang ibu peserta KB sedang mendapat pelayanan pemasangan spiral
(Sumber:
50 thn Indonesia Merdeka)
20
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
e.
Kecelakaaan lalu lintas
f.
Bunuh diri/pembunuhan
g.
Peperangan
h.
Bencana alam dan wabah penyakit
Faktor pengendali kematian (penghambat)
antara lain:
a.
Semakin meningkatnya fasilitas kesehatan
b.
Tingginya tingkat kesehatan masyarakat
c.
Makanan yang cukup bergizi
d.
Lingkungan yang bersih dan teratur
e.
Ajaran agama yang melarang bunuh diri dan
membunuh orang lain
f.
Keadaan negara yang damai
3 Migrasi Penduduk
Gambar 1.13
Pada Perang Dunia II banyak warga Amerika-
Afrika yang migrasi ke kota lain untuk mencari pekerjaan
(Sumber:
Encarta)
d.
Alasan
agama,
karena
tidak ada kebebasan dalam
menganut agama sesuai
dengan kepercayaannya
e.
Kepadatan penduduk
f.
Keadaan geogra
Þ
s lain
g.
Alasan lain seperti me-
lanjutkan pendidikan, ber-
petualang
Migrasi
pada
dasarnya
dibedakan menjadi dua, yaitu
migrasi
antarnegara
dan
migrasi dalam negeri.
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain dengan tujuan untuk menetap. Dikatakan menetap
apabila berada di daerah baru secara terus-menerus selama
minimal enam bulan. Perpindahan penduduk yang dilakukan
kurang dari enam bulan disebut mobilitas sirkuler. Faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi antara lain sebagai
berikut.
a.
Alasan ekonomi bertujuan untuk memperbaiki hidup
b.
Alasan politik, misalnya adanya tekanan-takanan di tempat
tinggal atau karena perbedaan ideologi
c.
Alasan sosial, terjadi karena tekanan-tekanan dari tetangga-
nya
Gambar 1.12
Gizi buruk dapat
meningkatkan angka kematian pada
anak-anak
(Sumber:
Encarta)
21
Lingkungan Indonesia
antarnegara
adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lain. Migrasi antarnegara dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1)
Imigrasi
, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara
ke negara lain, misalnya penduduk Maroko pindah ke
Indonesia
2)
Emigrasi
, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara
ke negara lain misalnya penduduk Indonesia pindah
Uzbekistan.
3)
Remigrasi
, yaitu kembalinya penduduk dari negara lain ke
negaranya sendiri (negara asal)
Migrasi dalam negeri
adalah perpindahan penduduk dari
daerah satu ke daerah lain masih dalam satu negara. Migrasi
dalam negeri terdiri atas:
1)
Transmigrasi
Transmigrasi
adalah perpin-
dahan penduduk dari suatu
pulau atau provinsi yang padat
penduduknya ke pulau atau
provinsi yang jarang penduduk-
nya. Transmigrasi dilaksanakan
sebagai usaha untuk meratakan
penduduk yang belum merata.
Transmigrasisudahdilaksanakan
sejak zaman kolonial Belanda
pada tahun 1905. Istilahnya di-
sebut
kolonisasi
, tujuannya untuk
memenuhi
kebutuhan tenaga
kerja dengan upah yang murah
di perkebunan-perkebunan milik
Belanda yang berada di luar Pulau Jawa.
2)
Urbanisasi
Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke
kota dengan tujuan mencari perbaikan hidup. Ada dua faktor
penyebab urbanisasi, yaitu:
(a) Faktor pendorong (daerah asal)
(1) semakin sempitnya lahan pertanian di desa
(2) sulitnya lapangan pekerjaan di desa
(3) upah kerja yang rendah
(4) kurangnya fasilitas sarana dan prasarana di pedesaan
Gambar 1.14
Di daerah transmigrasi sebuah harapan
hidup baru menanti
(Sumber:
50 thn Indonesia Merdeka)
22
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Informasi yang berkaitan dengan masalah kependudukan
biasanya dapat diperoleh melalui kegiatan sensus, registrasi
penduduk, dan survei kependudukan.
a.
Sensus Penduduk
Sensus penduduk
adalah keseluruhan proses pengumpulan,
pengolahan dan publikasi
data kependudukan yang ada di
suatu negara dalam periode jangka waktu tertentu. Di Indonesia
kegiatan ini dilakukan dalam periode sepuluh tahunan. Semenjak
Indonesia merdeka sensus penduduk yang pertama kalinya
dilakukan pada tahun 1961. Sensus penduduk yang dilakukan
terdiri atas dua jenis, yaitu:
1)
sensus de jure
, artinya pencacahan yang hanya dikenakan
kepada mereka yang benar-benar tinggal di wilayah yang
bersangkutan, dan
2)
sensus de facto
, artinya pencacahan yang dikenakan kepada
penduduk yang ada di suatu daerah ketika dilakukan sensus
penduduk.
Seseorang dapat dicatat sebagai penduduk di suatu wilayah
dilakukan dengan dua metode, yaitu:
1)
metode house holder
, artinya pelaksanaan sensus dengan cara
memberikan daftar pertanyaan
kepada kepala keluarga
(KK) untuk mengisi
segala sesuatu yang berhubungan
dengan daftar pertanyaan, dan
2)
metode canveser
, artinya pendataan dilakukan oleh petugas
sensus dengan mengisi daftar pertanyaan sesuai dengan
jawaban yang diperoleh dari semua penduduk yang di-
sensus.
Ada beberapa manfaat dari diadakannya sensus penduduk,
antara lain:
1)
mengetahui jumlah dan komposisi penduduk yang ada di
suatu daerah,
2)
mendapatkan data tentang perkembangan jumlah penduduk,
3)
mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk, dan
4 Inform
asi Kependudukan
(b) Faktor penarik (terdapat di kota)
(1) di kota lebih banyak lapangan kerja
(2) adanya sarana dan prasarana di kota yang lebih lengkap
(3) kota merupakan pusat berbagai aktivitas
(4) upah kerja yang lebih tinggi
23
Lingkungan Indonesia
4)
mengetahui berbagai informasi yang berkaitan dengan
penduduk (misalnya kematian, kelahiran, dan migrasi).
Data yang dihasilkan dari kegiatan sensus penduduk sangat
penting dalam perencanaan program pembangunan, antara lain
untuk:
1)
memproporsionalkan pemerataan jumlah penduduk sesuai
dengan kemampuan daya dukung masing-masing wilayah,
2)
perencanaan pembangunan pusat-pusat pelayanan sosial,
dan
3)
dijadikan data dasar untuk penentuan kecenderungan
perkembangan jumlah penduduk pada masa yang akan
datang.
Lembaga yang paling berhak dalam melakukan sensus
penduduk adalah
Badan Pusat Statistik
(BPS) yang ada di tingkat
provinsi dan kabupaten.
b.
Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk
adalah proses pengumpulan keterangan
mengenai peristiwa kependudukan harian. Registrasi ini biasa-
nya dilakukan setiap saat pada lembaga administrasi terkecil
(misalnya tingkat RT/RW).
c.
Survei Penduduk
Survei penduduk
adalah pencacahan jumlah penduduk
dengan cara mengambil contoh daerah tertentu dengan jumlah
penduduk yang mewakili. Survei penduduk dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
1)
survei bertahap tunggal (
single round survey
) dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai berbagai
kejadian demogra
Þ
yang dialami oleh seseorang atau
kelompok dalam periode tertentu.
2)
survei bertahap ganda (
multi round survey
) dilakukan dengan
cara kunjungan berulang-ulang setiap penduduk yang
disurvei dalam interval waktu dan jarak tertentu.
3)
survei bertipe kombinasi, artinya gabungan dari survei
tunggal dan survei ganda yang berfungsi untuk menafsirkan
kejadian-kejadian vital dalam peristiwa demogra
Þ
.
Selain permasalahan yang berkaitan dengan jumlah
yang tidak proporsional. Pemerintah Indonesia juga memiliki
permasalahan dalam kualitas penduduk. Adapun kualitas
penduduk Indonesia sampai saat sekarang masih banyak yang
5 Kualitas Penduduk
24
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
mengatakan rendah, terutama
dilihat
dari
segi
kesehatan,
pendidikan,
dan
pendapatan.
Apabila penduduk dalam jumlah
yang besar, tetapi tidak diikuti
dengan kualitas yang memadai,
maka hal ini akan menjadi beban
dalam pembangunan. Kualitas
pendudukmerupakankomponen
yang sangat penting baik dari segi
Þ
sik maupun non
Þ
sik. Apabila
kita
akan
memperhitungkan
kualitas penduduk, ada beberapa
parameter yang bisa dijadikan acuan antara lain sebagai berikut.
a.
Pendidikan
Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan dapat meng-
gambarkan kemampuan penduduk untuk menyerap dan me-
nyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Khusus untuk di Indonesia pengklasi
Þ
kasian
pendidikan sangatlah mudah, kita tinggal memerhatikan jenjang
pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, yaitu:
1) TK bagi usia 4 6 tahun,
2) SD bagi usia 7 12 tahun,
3) SMP bagi usia 13 15 tahun,
4) SMA bagi usia 16 18 tahun, dan
5)
PT bagi usia >18 tahun.
Tetapi apabila kita melihat kondisi pendidikan penduduk
di Indonesia, ternyata masih terkonsentrasi pada jenjang SD.
Sekarang mulai beranjak ke SMP meski dalam jumlah sangat kecil
semenjak diberlakukan program Wajib Belajar 9 tahun. Tetapi
tetap saja bagi kelompok penduduk tertentu ada juga yang tidak
bisa menyelesaikan jenjang pendidikan SD, sehingga kualitas
pendidikan penduduk Indonesia menjadi rendah. Rendahnya
pendidikan tersebut disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain:
1)
biaya pendidikan yang dianggap relatif tinggi,
2)
minat menyekolahkan anak bagi orang tua sangat rendah,
3)
sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, dan
4)
jauhnya jangkauan terhadap lokasi yang menyediakan
sarana pendidikan.
Untuk mengatasi masalah pendidikan tersebut hendaknya
pemerintah melakukan hal-hal:
Gambar 1.15
Rendahnya kualitas hidup seseorang dapat
menjadi beban pemerintah dan masyarakat
(Sumber: Encarta)
25
Lingkungan Indonesia
1)
memperluas kesempatan dalam memperoleh pendidikan,
2)
meringankan biaya pendidikan,
3)
menambah jumlah sekolah dan tenaga pengajarnya,
4)
meningkatkan kualitas guru, dan
5)
lebih memantapkan lagi pelaksanaan program wajib
belajar.
b.
Tingkat Kesehatan
Untuk mengetahui tingkat kesehatan penduduk dapat
dilihat dari tingginya angka kematian bayi dan tingginya angka
harapan hidup. Tinggi rendahnya kematian bayi yang dapat
memengaruhi tingkat kesehatan antara lain:
1)
kurang terpenuhinya kebutuhan vitamin dan gizi,
2)
terbatasnya ketersediaan benda-benda medis dan farmasi,
3)
sanitasi lingkungan yang buruk, dan
4)
rendahnya tingkat pendapatan.
Upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
dan memperbaiki tingkat ke-
sehatan penduduk antara lain:
1)
memperbaiki
lingkungan
yang buruk,
2)
program perbaikan gizi,
3)
menambah fasilitas pela-
yanan kesehatan,
4)
pencegahan dan pemberan-
tasan penyakit, dan
5)
mengadakan
penyuluhan
kesehatan kepada masya-
rakat secara intensif.
c.
Pendapatan
Tingkat pendapatan suatu daerah dapat dilihat dari pen-
dapatan perkapitanya. Adapun yang dimaksud dengan
pen-
dapatan perkapita
adalah penghasilan rata-rata untuk setiap
penduduk dalam satu tahun yang ada dalam suatu daerah.
Semakin besar pendapatan perkapita maka semakin tinggi pula
kualitas penduduknya dari segi ekonomi. Adapun penggolongan
suatu negara dilihat dari pendapatan perkapitanya adalah sebagai
berikut.
1)
Negara berkembang dengan pendapatan perkapita < 300 US$
2) Negara sedang dengan pendapatan perkapita 3001.000 US$
3)
Negara maju dengan pendapatan perkapita > 1.000 US$
Gambar 1.16
Petugas kesehatan sedang melakukan
penyuluhan kepada masyarakat
(Sumber:
50 thn Indonesia Merdeka)
26
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
C Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan
Telah dibahas sebelumnya, bahwa Negara Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di
dunia. Jumlah tersebut menunjukkan angka-angka kependudukan
yang melaju dengan pesat untuk setiap dekadenya.
Tabel 1.2
Jumlah Pendudukan Indonesia (dalam juta)
Tahun
Jawa-Madura
Luar Jawa-Madura
Indonesia
1961
63
34
97
1971
76
42
118
1976
83
49
132
1985
96
61
157
2000
119
87
206
Pertumbuhan jumlah penduduk ini tentunya akan diikuti
pula oleh peningkatan jumlah penggunaan sumber daya alam.
Peningkatan penggunaan sumber daya alam ini akan lebih
dipercepat lagi dengan makin meningkatnya usaha-usaha bangsa
Indonesia dalam menaikkan taraf hidupnya melalui usaha-
usaha pembangunan nasional. Jika usaha pembangunan nasional
tidak memerhatikan lingkungan, maka akan tercipta kerusakan
lingkungan.
Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik.
Lingkungan biotik
, yaitu semua jaringan makhluk hidup
dari mulai mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan kehidupan
manusia disebut juga sebagai lingkungan organik. Sedangkan
lingkungan abiotik
, yaitu kumpulan benda-benda anorganik yang
ada di sekitar lingkungan, atau benda-benda yang menunjang
kelangsungan lingkungan biotik. Kualitas kedua lingkungan ini
akan mengalami penurunan jika pembangunan dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia dilakukan secara semena-mena.
d.
Mata Pencarian
Mata pencarian merupakan salah satu usaha penduduk
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan ini sangat menentu-
kan kualitas penduduk. Jika semakin banyak penduduk yang
memiliki mata pencarian tetap, maka kualitas penduduk pun
semakin baik. Adapun klasi
Þ
kasi mata pencarian penduduk
Indonesia antara lain petani, petambang, pekerja industri, listrik,
perdagangan, jasa angkutan, komunikasi, dan keuangan.
27
Lingkungan Indonesia
Yang dimaksud kualitas lingkungan adalah suasana yang
membuat kehidupan manusia senang (nyaman) untuk tinggal di
lingkungan tersebut. Kualitas lingkungan hidup yang baik bisa
diidenti
Þ
kasi melalui hal-hal berikut.
Sebagaimana yang dikemukakan di atas, lingkungan terdiri
atas unsur biotik dan abiotik dilengkapi dengan sumberdaya
manusia. Ketiga unsur tersebut selalu berinteraksi, terutama
manusia, yang sejak lahir telah membutuhkan bantuan lingkungan.
Manusia tidak bisa bertahan hidup apabila tidak berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya. Adapun manfaat unsur-unsur
lingkungan terhadap kehidupan manusia antara lain:
-
udara untuk keperluan pernapasan,
-
air untuk keperluan MCK dan sumber energi,
-
tumbuhan dan hewan sebagai sumber bahan pangan,
-
lahan sebagai tempat tinggal, dan
-
sinar matahari sebagai sumber energi alami.
Populasi makhluk hidup secara alamiah akan tumbuh terus-
menerus dan akhirnya daya dukung lahan akan mencapai batas
penghabisan. Tekanan penduduk terhadap lahan akan tinggi
dan menyebabkan daya dukung menjadi kurang sehingga terjadi
ketidakseimbangan lingkungan. Keterbatasan daya dukung itulah
yang dinamakan
keterbatasan ekologis
.
Keterbatasan ekologis akan semakin terasa jika pertambahan
jumlah manusia semakin melonjak dan semakin tidak cukupnya
Gambar 1.17
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat menyebabkan keterbatasan
ekologis, sehingga masyarakat harus antre hanya untuk mendapatkan air bersih
(Sumber:
50 thn Indonesia Merdeka)
28
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
sumber daya alam yang tersedia di muka bumi. Adapun upaya
untuk mengantisipasi keterbatasan ekologis adalah:
-
menjaga kelestarian lingkungan,
-
penghematan sumber energi dan sumber daya alam, dan
-
perencanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Tindakan-tindakan tersebut pada umumnya kita kelompok-
kan ke dalam tindakan konservasi. Tindakan konservasi secara
sederhana berarti melindungi atau mengawetkan keberadaan
sesuatu. Pentingnya melakukan konservasi terhadap sumber
daya alam karena:
-
adanya kontradiksi antara daerah pemukiman dengan
keterbatasan lingkungan hidup, dan
-
meningkatnya kebutuhan hidup pada masyarakat yang
tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja.
Adapun beberapa wilayah yang perlu dikonservasi untuk
menjaga kelestarian lingkungan di antaranya daerah resapan air,
daerah rawan erosi/longsor, lahan potensial, hutan mangrove,
habitat hewan dan tumbuhan langka, air tanah, daerah aliran
sungai, dan pantai.
Lingkungan yang sudah rusak bisa diidenti
Þ
kasi dengan
cara mengamati fenomena yang terjadi di suatu wilayah. Apabila
lingkungan sudah rusak akan terjadi fenomena antara lain:
-
kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim
hujan,
-
keadaan tempertaur udara semakin panas,
-
sering terjadi rayapan tanah/longsor,
-
terjadi polusi lingkungan,
-
banyaknya volume sampah,
-
terjadi hujan asam, dan
-
kemiskinan dan gejala sosiopatologis dalam kehidupan
masyarakat.
Untuk melakukan konservasi terhadap lingkungan, peme-
rintah telah mengeluarkan kebijakan dan menetapkan peraturan
di antaranya:
-
UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup,
-
PP No. 27 tahun 1999 tentang AMDAL,
-
PP No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran
udara, dan
-
UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi.
29
Lingkungan Indonesia
Cagar alam adalah suatu kawasan yang dilindungi karena
keadaan alamnya memiliki kekhasan tumbuhan, hewan dan
ekosistemnya untuk terus berlangsung secara alami.
Suaka margasatwa adalah suatu kawasan yang memiliki
keunikan jenis satwa yang langka untuk terus berlangsung hidup
pada habitatnya.
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang
memiliki ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi
untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
Taman hutan raya dan kebun raya adalah kawasan
pelestarian alam untuk tujuan koleksi berbagai jenis tumbuhan
baik jenis dari habitat asli maupun bukan asli.
Ada beberapa daerah di Indonesia yang dijadikan sebagai
daerah konservasi, di antaranya:
-
Taman Nasional Gunung Leuser,
-
Taman Nasional Way Kambas,
-
Suaka Marga Satwa Ujung Kulon,
-
Taman Nasional Gede Pang-
rango,
-
Cagar Alam Sancang,
-
Baluran,
-
Meru Betiri,
-
Pulau Komodo,
-
Tanjung Putting,
-
Kutai,
-
Pangandaran, dan
-
Bromo.
Gambar 1.18
Taman Nasional Pulau Komodo
(Sumber: Encarta)
1 Cagar Alam
2 Suaka Margasatwa
3 Tam
an Nasional
4 Tam
an Hutan Raya
Berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 konservasi bisa diartikan
sebagai pengelolaan sumber daya lingkungan untuk menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Khusus mengenai konservasi sumber daya alam antara lain
bisa dilakukan dengan dalam bentuk:
30
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
Selain wilayah tersebut, terdapat juga wilayah konservasi
laut yang bertujuan untuk melindungi ekosistem atau lingkungan
perairan laut. Wilayah Indonesia yang memiliki laut yang luas
ada yang dijadikan sebagai wilayah konservasi, antara lain
sebagai berikut.
-
Pulau Bombo (Maluku) melindungi terumbu karang.
-
Laut Banda (Maluku) melindungi ikan liar dan taman laut.
-
Pulau Kasa (Maluku) melindungi terumbu karang.
-
Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) melindungi terumbu karang
dan mangrove.
-
Pulau Semama dan Pulau Sangalaki (Kalimantan Timur)
melindungi terumbu karang.
-
Pulau Weh (NAD) melindungi terumbu karang.
-
Kepulauan Karimata (Kalimantan Barat) melindungi ikan
hias dan duyung.
-
Pulau Sangiang (Banten) melindungi terumbu karang.
-
Kepulauan Karimun Jawa (Jawa Tengah) melindungi
terumbu karang, mangrove dan burung laut.
-
Pulau Moyo (NTB) melindungi terumbu karang.
-
Bunaken dan Arakan (Sulawesi Utara) melindungi taman
laut, ikan hias, penyu dan duyung.
Gambar 1.19
Terumbu karang dan penyu yang dilindungi
(Sumber: Encarta)
31
Lingkungan Indonesia
D Masalah Kependudukan dan Dampaknya
terhadap Pembangunan
Masalah yang paling penting dalam kehidupan penduduk di
suatu tempat ialah ketidakseimbangan antara jumlah penduduk
dengan daya dukung lahan. Ini terutama disebabkan oleh
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
Pertambahan jumlah penduduk di suatu daerah sebagian
besar diakibatkan karena jumlah kelahiran yang ternyata jauh
melebihi dari jumlah kematian. Selain itu disebabkan pula oleh
pengendalian risiko kematian makin berhasil ditingkatkan,
sehingga angka kematian yang terjadi sangat kecil. Pertambahan
jumlah penduduk yang dominan karena pertumbuhan alamiah.
Hal ini disebabkan pertambahan penduduk alamiah merupakan
sumber utama pertumbuhan penduduk di suatu wilayah.
Tetapi ada pula di beberapa wilayah, terutama di kota-kota
besar, ternyata migrasi yang memegang peranan penting dalam
memengaruhi pertumbuhan penduduk yang semakin cepat.
Dengan adanya migrasi ini kemungkinan di suatu wilayah akan
mengalami peningkatan sarana komunikasi sehingga menjadi
faktor penarik untuk terjadinya perpindahan penduduk.
Lingkungan alam setiap wilayah di permukaan bumi me-
miliki ciri khas tersendiri. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang mendukungnya, seperti iklim, kondisi geologi,
hidrologi, morfologi, tanah, dan vegetasi. Perbedaan kondisi
Þ
sik menimbulkan aktivitas kehidupan penduduk yang berbeda
pula. Dengan kata lain, aktivitas penduduk melambangkan
kemampuan lingkungan dalam mendukung dan memenuhi
kebutuhan hidupnya. Didukung oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh individu atau kelompok dapat melahirkan berbagai aktivitas
yang beragam, misalnya mata pencarian ada yang bertani, nelayan
serta ada yang bekerja pada sektor industri atau jasa.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa karakter
dan sifat wilayah akan memengaruhi kondisi penduduknya.
Perbedaan tentang budaya dari wilayah itu baik berupa desa
ataupun kota, juga akan memengaruhi pertumbuhan penduduk
yang terjadi. Wilayah yang relatif subur, bisa menimbulkan
penduduk datang ketempat itu dan bermukim hingga menjadi
warga wilayah itu, maka secara tidak langsung proses itupun
bisa dikatakan sebagai pertumbuhan penduduk.
Berikut ini beberapa permasalahan kependudukan yang
timbul akibat dari pertumbuhan penduduk, dan nantinya akan
berpengaruh terhadap keadaan lingkungan.
32
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
1.
Terjadinya urbanisasi meng-
akibatkan
ketimpangan
penduduk, di kota semakin
tinggi dibandingkan dengan
desa.
2.
Adanya perubahan fungsi
lahan, yang digunakan untuk
kepentingan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup-
nya.
3.
Kepadatan penduduk yang
tinggi mengakibatkan ter-
bentuknya kawasan kumuh
(
slum area
) di suatu kota.
4.
Pencemaran
lingkungan
akibat banyaknya limbah dari
berbagai aktivitas manusia.
5.
Menurunnya
kualitas
ke-
sehatan penduduk.
6.
Meluasnya lahan padat huni
di pinggiran kota.
7.
Tingginya persaingan dalam
mendapatkan fasilitas pe-
layanan masyarakat.
Gambar 1.20
Pemukiman kumuh di kota
(Sumber:
50 thn Indonesia Merdeka)
8.
Rendahnya tingkat pendidikan yang diakibatkan karena
faktor ekonomi.
9.
Berubahnya budaya yang memengaruhi gaya hidup.
Berbagai hal di atas secara langsung dapat menghambat
pembangunan. Maka di sisi lain, pihak-pihak yang bersangkutan
perlu mengentaskan permasalahan penduduk tersebut, dalam
rangka membangun masyarakat Indonesia untuk mencapai ke-
sejahteraan. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam
mengatasi permasalahan penduduk, antara lain:
1.
menertibkan dan mengatur arus urbanisasi;
2.
mengecek dan membenahi status kependudukan;
3.
memelihara kawasan-kawasan konservasi;
4.
membuat aturan untuk pemanfaatan lahan sekitar tempat
tinggal dan sungai di suatu kota; serta
5.
membangun fasilitas dan sarana pelayanan umum dengan
baik.
33
Lingkungan Indonesia
Rangkuman
1. Secara astronomis, Indonesia terletak pada 6oLU11oLS dan 95oBT
141oBT. Secara geogra
Þ
s, Indonesia berada pada posisi yang strategis
karena terletak di antara benua Asia dan Australia serta
antara
Samudra Hindia dan Pasi
Þ
k. Adapun secara geologis, Indonesia
berada pada pertemuan tiga lempeng litosfer, yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasi
Þ
k.
2.
Wilayah Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi
dan berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti
ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput,
ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air
laut, dan ekosistem sabana. Di samping itu, Indonesia juga memiliki
berbagai jenis hewan (fauna). Secara garis besar, hewan-hewan di
Indonesia terdiri atas tipe oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan
Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan.
3.
Semua lapisan tanah atau batuan yang paling atas disebut pedosfer.
Lapisan tanah tersebut terbentuk dari hasil pelapukan batuan. Adapun
faktor yang memengaruhi pembentukan tanah ialah iklim, organisme,
bahan induk, topogra
Þ
, dan waktu.
4.
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh
letak geogra
Þ
s. Rata-rata curah hujan di Indonesia tergolong cukup
tinggi, yaitu 2.000 - 3.000 mm per tahun.
5.
Penduduk adalah sekelompok manusia yang menempati suatu
wilayah dalam waktu tertentu. Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar dengan berbagai
permasalahannya, baik dari segi jumlah, kualitas, maupun daya
dukung lingkungan. Jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh
kelahiran, kematian,dan migrasi penduduk. Adapun informasi yang
berkaitan dengan masalah kependudukan dapat diperoleh melalui
sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei kependudukan.
6.
Menurut UU No. 5 tahun 1990, konservasi adalah pengelolaan sumber
daya lingkungan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman
dan nilainya. Bentuk-bentuk konservasi sumber daya alam , yaitu
cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan
kebun raya.
34
◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊
A.
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1.
Berdasarkan letak geogra
Þ
snya, Indonesia berbatasan dengan tempat berikut,
kecuali
....
a.
Samudra Hindia
c.
Benua Asia
b.
Samudra Pasi
Þ
k
d.
Benua Amerika
2.
Karena posisi geogra
Þ
s Indonesia akan mengalami hal berikut ....
a.
Sering terjadi gempa dan letusan gunung api
b.
Perubahan musim setiap enam bulan sekali
c.
Perbedaan waktu yang dihitung dari GMT
d.
Memiliki lahan subur
3.
Wilayah di Indonesia yang memiliki perbedaan waktu 8 jam dari GMT ialah
....
a.
Kalimantan Barat
c.
Jawan Timur
b.
Sulawesi Selatan
d.
Sumatra Utara
4.
Posisi astronomis yang tepat bagi wilayah Indonesia adalah ....
a.
6
o
LU 11
o
LU dan 95
o
BT 141
o
BT
b.
6
o
LU 11
o
LS dan 95
o
BT 141
o
BT
c.
6
o
LS 11
o
LU dan 95
o
BT 141
o
BT
d.
6
o
LS 11
o
LS dan 95
o
BT 141
o
BT
5.
Batas paling barat negara Indonesia yaitu melintasi daerah berikut ....
a.
Pulau Weh
c.
Pulau Breueh
b.
Banda Aceh
d.
Kepulauan Talaud
6.
Curah hujan, kelembapan, dan suhu sangat memengaruhi sebaran
ß
ora di
suatu tempat. Hal tersebut termasuk dalam faktor ....
a.
klimatik
c.
eda
Þ
k
b.
biotik
d.
Þ
siogra
Þ
k
7.
Tanaman padi banyak tersebar di daerah dataran rendah terutama di sekitar
pinggiran sungai yang mengandung tanah endapan. Hal tersebut menunjuk-
kan adanya faktor ....
a.
klimatik
c.
eda
Þ
k
b.
biotik
d.
Þ
siogra
Þ
k
8.
Hutan hujan tropis terluas di Indonesia tersebar di daerah ....
a.
Kalimantan
c.
Jawa
b.
Sulawesi
d.
Bali
9.
Pantai timur Sumatra dan pantai barat Kalimantan merupakan daerah tempat
persebaran ....
U
ji Kemampuan
35
Lingkungan Indonesia
a.
jati
c.
mangrove
b.
disterocarpus
d.
rempah-rempah
10. Karena pengaruh curah hujan, ada beberapa
ß
ora yang tersebar dan mem-
bentuk padang rumput atau savana. Wilayah Indonesia yang banyak memiliki
sebaran savana ialah ....
a.
Bali
c.
Papua
b.
Maluku
d.
Nusa Tenggara
11. Jenis fauna Indonesia barat yang juga ditemukan di kawasan timur adalah ....
a.
harimau
c.
buaya
b.
gajah
d.
badak bercula satu
12. Fauna Indonesia tengah banyak tergolong binatang langka. Bahkan ada yang
dikatagorikan sebagai sisa binatang purba, binatang yang dimaksud ada-
lah ....
a.
kelelawar
c.
komodo
b.
kanguru
d.
kasuari
13. Berikut ini termasuk ciri fauna Indonesia barat ....
a.
mamalia berukuran besar
c.
unggas
b.
binatang pemanjat
d.
reptil raksasa
14. Wilayah faunan kepulauan Wallace meliputi ....
a.
wilayah Fauna Indonesia barat
b.
wilayah Fauna asiatis
c.
wilayah Fauna Indonesia tengah
d.
wilayah Fauna Indonesia timur
15. Ilmu yang mempelajari tanah disebut ....
a.
pedologi
c.
ekologi
b.
hidrologi
d.
geologi
16. Pelapukan batuan dipengaruhi oleh suhu dan curah hujan. Suhu dan curah
hujan termasuk dalam faktor ....
a.
organisme
c.
iklim
b.
waktu
d.
topogra
Þ
17. Daerah yang topogra
Þ
nya halus biasanya memengaruhi terhadap cepatnya
pembentukan tanah, sebab ....
a.
tanahnya halus
b.
daerahnya datar
c.
batuannya cepat hancur
d.
mudah terjadi sedimentasi
18. Contoh dari tanah muda adalah ....
a.
andosol
c.
grumosol
b.
latosol
d.
podsolik
19. Lapisan tanah yang berwarna kelam atau hitam karena mengandung bahan
organik terdapat dalam horizon ....